Daisypath Anniversary tickers

Selasa, 29 Desember 2015

Bab Terakhir

Selamat menikmati hasil dari proses ini, team:) Proses luar biasa yang membutuhkan banyak pengorbanan, proses luar biasa yang enggak semua orang bisa lewati.



Peringkat V Divisi Utama Grand Prix Marching Band XXXI 2015
Peringkat 5 Field Music Divisi Utama
Peringkat 4 Colour Guard Divisi Utama
Peringkat 3 Front Ensemble Divisi Utama
Peringkat 2 Field Percussion Divisi Utama

Dibanding tahun 2013, peringkat MBUGM memang jelas turun. Mas Rama, arranger kami, pernah bilang. "Target saya bukan membawa team ini menjadi juara satu di GPMB nanti, tetapi target saya adalah membuat orang-orang yang menonton MBUGM di GPMB nanti berpikir ulang tentang passion-nya dan kemudian resign dari pekerjaannya di keesokan harinya", kurang lebih beliau berkata seperti itu saat itu, latihan di stadion pancasila, lagi live and cut kalo tidak salah.

Tetapi saat itu sayangnya kami tidak berpikiran seluas itu, kami malah menargetkan peringkat satu, hingga kami sadar bahwa peringkat hanya parameter yang sangat sempit apakah sebuah band dapat menyampaikan pesannya kepada penonton.

Saat semifinal entah mengapa kami tidak melakukan yang terbaik, kami akui itu. Beberapa terkena tekanan mental saat sampai di lantai kuning Istora. Paket kami belum dibawakan dengan apik, itu memang bukan penampilan paling baik yang kami persembahkan.

Siangnya, kami kembali ke tempat kami menginap. Diberi waktu istirahat hingga maghrib dan kemudian latihan di malam hari. Gila? Memang. Tetapi untuk hari esok yang lebih baik mengapa tidak. Revisi, hari H penyisihan, H-1 Final GPMB kami masih sempat melakukan revisi. Luar biasa:) Saat selesai latihan kami diberi tahu bahwa kami masuk peringkat 10, beberapa ada yang terlihat down, tapi entah kenapa hal yang dari awal aku lakukan adalah tersenyum. Entahlah apa yang terjadi padaku malam itu, aku hanya ingin tersenyum. Mungkin maksud alam bawah sadarku adalah agar aku menunjukkan kalau aku tidak down mengetahui fakta itu, mungkin maksud alam bawah sadarku agar orang-orang yang melihat senyumku atau mendengar gumaman riangku menerima aura bahagiaku. mungkin. Aku juga tidak paham. Sampai kamar masih terdengar dan terlihat orang-orang yang shock dan merasa down dengan kabar itu, saat kubilang "Udah enggak usah dijadiin beban, kita pernah main lebih bagus dari itu kok" mereka malah semakin memikirkan hal itu.

Esoknya saat apel buka, beberapa terlihat masih down tetapi beberapa ada yang terlihat "ayolah kita bisa bangkit, kita masih ada kans", bahkan saat di Istora Mas Rama bilang aura kami berbeda, kami tidak memainkan paket dengan hati. Hingga akhirnya saat pengkondisian sebelum tampil, Mas Kimung, konsultan kami berkata "Cerita yang akan kita tulis tersisa dua hari. Terserah kalian mau mengisi akhir buku ini dengan tinta hitam, tinta cerah, atau tinta warna-warni". Mas Hery, salah satu konsultan kami juga berkata "Kita semua adalah artis dan bertugas untuk menghibur," Pelatihku, Mbak Dea juga berkata untuk bermain dengan lepas, keluarkan apapun yang masih tertahan, mainkan paket dengan maksimal, sampaikan pesan paket kita, karena kesempatan tinggal ini.

Dan aku rasa kami memilih untuk mengisi akhir buku perjalanan kami dengan tinta warna-warni.

Di RollCall sekali lagi, aku masih tersenyum. Saat semifinal pun seperti itu, mungkin senyuman adalah caraku untuk menenangkan diriku sendiri? Aku jg tidak tahu. Saat bermain aku merasa "udahlah kalo bukan sekarang kapan lagi ngelepas semua, kapan lagi runthrough terbaik sama mereka, kapanlagi selengkap ini" terus tiba-tiba udah selesai preshow, tiba-tiba movement 1 udah selesai, movement 2a, 2b, 3, dan sampai di movement 4. Menurutku movement 4 adalah movement paling emosional. jujur aku mulai menangis saat bagian lentera jiwa hingga akhir. aku merinding saat aku memainkan not terakhirku di istora. tiba-tiba Mbak Martha udah menutup tangannya, tanda ini semua telah berakhir, tanda runthrough full-team terakhir sudah selesai, ini yg terakhir kali. Saat keluar dari lantai kuning, menuju wing-box, aku hanya meneteskan air mata. sampai di wingbox aku menyalami satu persatu squad 2015. Airmata kami tumpah, bukan, bukan airmata kesedihan, tetapi airmata kebahagiaan. Wajah kami penuh dengan airmata tetapi bibir kami tersenyum. Kami puas telah memberikan apa yang kami tampilkan saat itu. Bermain lepas tanpa beban, mengeluarkan semua yang kami dapat dari proses amat panjang yang melelahan. Banyak sekali airmata kebahagiaan saat itu, semua orang saling menyelamati, saling berterima kasih. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan daripada tangis bahagia setelah membawakan paket kami di lantai kuning istora. 

Setelah itu malamnya kami menonton upacara penutupan. Entah setelah tangis bahagia kami setelah membawakan paket kami di lantai kuning tadi siang, aku tidak berpikir mengenai peringkat. Peringkat terlalu sempit untuk dijadikan parameter apakah sebuah band dapat menyampaikan pesannya kepada penonton, apakah sebuah band dapat menangis bahagia setelah membawakan paket tersebut.

Saat pengumuman peringkat per-line. Saat pengumuman peringkat field percussion, juara ketiga MB Semen Indonesia. Aku udah mikir, alah enggak mungkin kita bisa dapet field percussion, Semen Indonesia aja konsultannya Junt, juri GPMB tahun 2013, MBUGM dengan hampir 80% pemainnya baru mulai dari 0 diawal tahun 2015, mana mungkin? itu sih yang aku pikirin. Tapi pas diumumin juara kedua 
"Peringkat 2 Field Percussion Divisi Utama.... Marching Band.... UNIVERSITAS GADJAH MADA" 
AKU TERIAK SEMUA ORANG TERIAK. Ya Allah mimpi apa semalem dapet peringkat 2?? Banyak dari kita yang masih sebentar banget kenal marching, cuma beberapa yang udah berpengalaman tapi kita bisa peringkat 2??? Bahagia bangetlah pokoknya waktu itu ganyangka bisa peringkat 2 field percussion...

Terus pas pengumuman Front Ensemble dan kita dapet juara 3, aku langsung loncat-loncat teriak. Ya Allah nikmatmu.... Pit tahun ini bahkan belum pernah ada yang ikut GPMB tapi bisa menyumbang piala di unit tercinta ini ya Allah...

Waktu pengumuman peringkat divisi utama, tiba-tiba peringkat 10 diumumin dan itu La Tansa Corps. Padahal semifinal kita peringkat 10. Disebutin sampe 7 dan enggak ada MBUGM sama sekali, aku, winona, mbak sandira, pelukan sambil nunggu pengumumannya. Saat ngumumin peringkat 6 cuma ada dua pilihan, mc ngomong "Marching Band Bina" atau "Marching Band Universitas". dan akhirnya peringkat 6 adalah Bina Charaka. Tetapi yang berteriak adalah kami, MBUGM. Yang bersyukur sekali bisa meloncat jauh dari peringkat 10 menjadi peringkat 5. Kami sudah tidak memikirkan akan mendapat 3 besar tetapi lompatan jauh yang kami lakukan sudah membuat kami bangga. Elang bilang, dia belum pernah sebangga ini mendapat peringkat 5. Ya mungkin buat orang lain peringkat 5 adalah peringkat yang biasa saja tetapi untuk kami ini luar biasa. 5 Band kami lewati hingga mencapai peringkat 5. 

Dan ternyata kami juga melakukan loncatan yang luar biasa di peringkat per-line, walaupun Front Ensemble tetap bertahan di urutan tiga dari semifinal:) Field Music dari urutan 8 menjadi urutan 5, Field Percussion dari urutan 8 menjadi urutan 2, dan yang lebih hebat adalah Colour Guard dari urutan 13 menjadi urutan 4. Dalam waktu semalam mengubah chart, revisi part, bisa membuat kami meloncat jauh ke 5 besar. bukankah luar biasa?

Mbak Martha bilang, MBUGM emang Marching Band sulapan. Dalam semalam bisa meloncat sejauh itu bukankah itu sulap? Para senior juga adalah pesulap kalo bisa kubilang. Senior kami banyak yang sudah berhasil di unit lain dan menyulap unit itu menjadi unit yang lebih baik. Bukankah itu pesulap namanya? hahaha

Sekarang proses ini telah berakhir, dan pertanyaan terbesar adalah "Terus abis ini mau ngapain?"

Yang biasanya abis pulang ngampus langsung ke panca, yang weekendnya abis di pancasila, malam minggu di lapangan, minggu malam di lapangan, tiap malam di lapangan, kalo libur latihan diabisiinnya sama anak-anak marching juga, kalo jalan kemana ketemunya sama anak marching juga, sekarang?

Yang biasanya sibuk sama urusan marching, sekarang enggak ada lagi, kosong. Hampa. Yang dulunya "Ih aku pengen cepet selesai biar bebas" tapi setelah selesai malah ngerasa "abis ini mau ngapain ya? dulu aku sebelum marching ngapain aja sih kok banyak banget gabutnya?" :")

Ya, pertanyaan itu yang nanti akan kujawab seiring berjalannya waktu, semoga secepatnya ya. Yang penting kita udah menulis bab terakhir ini dengan tinta berwarna, bukan hitam bukan cerah saja, tetapi berwarna. :)

Terima kasih untuk semua orang yang berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan proses GPMB 2015 yang luar biasa ini:)

Dari salah satu player squad sulapan MBUGM goes to GPMB 2015,

Zulidea Auliyya

DO what you LOVE, LOVE what you DO :)

1 komentar: